media-cibubur.com – Apa sih korelasi antara suku bunga naik dengan gimana kita ingin investasi?
Kali ini, kita mau sama-sama belajar, apa yang harus kita ketahui dan pertimbangkan dalam rangka berinvestasi. Salah satu yang penting adalah Tingkat Suku Bunga Acuan yang ditetapkan oleh Bank Sentral masing-masing negara. Kenapa penting? Setiap kenaikan atau bahkan penurunan suku bunga acuan yang dilakukan oleh bank sentral akan berdampak kepada perekonomian sebuah negara sehingga dalam rangka berinvestasi, setiap investor tentu akan melihat situasi perekonomian suatu negara serta instrumen-instrumen investasi apa saja yang bisa dipilih.
Alasan Bank Sentral Menaikkan atau Menurunkan Suku Bunga Acuan
Beberapa alasan secara umum kenapa bank sentral menaikkan atau menurunkan suku bunga acuan, yaitu:
A. Kalau pertumbuhan ekonomi lambat & pengangguran meningkat, suku bunga acuan biasanya diturunkan. Alasannya adalah supaya pelaku usaha mengeluarkan biaya lebih “murah” untuk meminjam modal. Harapannya, pebisnis berinvestasi & berekspansi serta menyerap tenaga kerja. Ujung-ujungnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat, dan otomatis tingkat konsumsi meningkat.
B. Sebaliknya, jika ekonomi tumbuh cepat, inflasi menjadi perhatian bank sentral. Bank Sentral bisa menginjak rem dengan menaikkan suku bunga acuan. Efeknya, lebih sedikit berinvestasi & mengambil pinjaman untuk permodalan, karena beban bunga lebih besar. Hal ini membuat pebisnis menunda ekspansi usaha & merekrut karyawan baru. Efeknya, pengeluaran & konsumsi masyarakat berkurang.
Kebijakan Suku Bunga dalam Injak Rem dan Nge-gas Perekonomian
a. Saat krisis finansial 2008, The Fed drastis menurunkan suku bunga acuan untuk memantik perekonomian AS yang lesu. Suku bunga acuan rendah, nyaris 0% dan dipertahankan hingga 8 tahun.
b. Begitu ekonomi menguat, The Fed kerek suku bunga acuan 9 kali pada 2015 – 2018.
c. Saat ekonomi kembali melambat pada 2019, The Fed 3 kali pangkas suku bunga acuan. Kebijakan dilanjutkan saat pandemi melanda. The Fed pun 2 kali memangkas suku bunga hingga mendekati 0% pada 2020.
d. Di masa pemulihan pandemi, perang Rusia vs Ukraina mengganggu rantai pasokan hingga mengerek harga komoditas. Inflasi tinggi memaksa The Fed menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak 2018. Diproyeksi, The Fed akan menaikkan kembali suku bunga acuan hingga 2023.
Efek Suku Bunga Acuan terhadap Surat Utang/Obligasi
Suku bunga acuan dan surat utang/obligasi relasinya bertolak belakang. Saat suku bunga acuan naik, harga obligasi turun dan sebaliknya. Mengapa? karena surat utang/obligasi yang baru diterbitkan memiliki tingkat kupon (imbal hasil) lebih tinggi mengikuti kenaikan suku bunga acuan. Akibatnya, surat utang dengan kupon rendah akan dihargai lebih rendah & dilepas investor, menyebabkan harganya turun.
Pahami Konsep berikut terkait surat utang/obligasi:
a. Imbal Hasil dan kerugian di atas kertas:
Misal kita membeli obligasi/surat utang seharga Rp. 1 juta (pada par value). Saat suku bunga naik, harga surat utang di market turun Rp. 100 ribu. Nilai marketnya menjadi Rp. 900 ribu. Nah, kerugian ini hanyalah di atas kertas. Jika kita tetap pegang obligasi sampai tanggal jatuh tempo (maturity date), maka kita akan tetap menerima sebesar 100% modal awal yang digunakan membeli obligasi sebesar Rp. 1 juta.
b. Fluktuasi suku bunga dan harga pasar surat utang:
Saat suku bunga acuan berfluktuasi, harga pasar obligasi juga ikut berfluktuasi. Tetapi, tidak sama rata untuk semua jenis obligasi. Obligasi yang tanggal jatuh temponya dekat, akan lebih sedikit terpengaruh. Sedangkan, surat utang yang tanggal jatuh temponya masih lama lebih terpengaruh, sehingga mengalami kerugian di atas kertas lebih dalam.
Dampak Suku Bunga Terhadap Pasar Saham
Kontras dengan obligasi, perubahan suku bunga acuan tidak secara langsung berpengaruh terhadap pasar saham. Tetapi, langkah Bank Sentral bisa memiliki dampak riak terhadap harga saham. Saat Bank Sentral menaikkan suku bunga acuan, otomatis bank & lembaga pembiayaan akan meningkatkan tingkat bunga pinjaman. Saat tingkat suku bunga pinjaman untuk bisnis tinggi, pelaku usaha menahan ekspansi & tidak merekrut karyawan baru. Hal ini mempengaruhi pemasukan & pengeluaran masyarakat. Pengeluaran yang lebih rendah mengurangi potensi pendapatan perusahaan, sehingga berpotensi menurunkan harga sahamnya.
Namun, tak ada jaminan, tak serta merta kenaikan suku bunga acuan menekan harga saham. Patut diingat, kenaikan suku bunga acuan biasa terjadi saat perekonomian dalam periode penguatan. Dengan demikian, bisa saja kenaikan suku bunga acuan bersamaan dengan momentum bull market.
Dampak Suku Bunga Acuan Terhadap Instrumen Investasi Lain
Selain instrumen obligasi dan saham, mari kita lihat dampaknya terhadap instrumen investasi lainnya:
a. Deposito: Tingkat bunga deposito biasa menyesuaikan suku bunga acuan. Tapi, inflasi harus diperhatikan, jika tingkat inflasi tinggi bisa jadi imbal hasil ternyata impas.
b. Harga Komoditas: Harga komoditas biasanya turun saat suku bunga acuan naik. Asumsinya pelaku usaha menahan ekspansi, sehingga kurang kondusif untuk permintaan komoditas. (Tapi, hal ini menjadi anomali ketika perang Rusia mengganggu rantai pasokan)
c. Properti: Harga properti terkait erat dengan suku bunga acuan, karena pembelian properti mayoritas menggunakan KPR. Saat suku bunga acuan naik, dianggap kurang kondusif untuk dunia properti. (Namun, pernah terjadi sekitar 1 dekade lalu, saat commodity boom di Indonesia. Suku bunga tinggi, tapi permintaan properti tetap kuat. Sebab, ekonomi masyarakat terkena berkah booming komoditas).
Jadi harus gimana donk?
Karena perubahan suku bunga acuan bisa menimbulkan berbagai macam dampak terhadap instrumen investasi, kita tidak perlu buru-buru langsung bereaksi. Tetap fokus pada tujuan finansial dan strategi investasi jangka panjang kita.
Dengan menyeimbangkan kombinasi saham dan surat utang/obligasi, portfolio kita bisa lebih mempertahankan kestabilannya, ketika suku bunga acuan meningkat. Kalau kita kurang paham bagaimana melakukannya, produk reksadana campuran bisa dipilih karena di dalamnya terdapat kombinasi berbagai macam instrumen investasi.
Leave a Comment