XBB dan XBC – Subvarian Baru Covid-19
Setelah sedikit landai, dan sudah “biasa”, maka kini Covid-19 kembali mengalami kenaikan jumlah kasus. Kenaikan jumlah ini, termasuk subvariant baru dari Omicron, yaitu XBB dan XBC.
Gejala subvariant baru ini umumnya sama seperti subvariant Omicron yang lain. Gejala umum seperti demam, batuk dan pilek. Subvariant XBB merupakan rekombinan subturunan Omicron BA.2.10.1 dan BA.2.75dengan mutasi pada S1 dan 14 dengan mutasi tambahan di protein spike BA.2). Kasus pertama di Indonesia, ditemukan pada seorang Wanita yang baru saja pulang dari Lombok, NTB. Sedangkan kasus yang diakibatkan oleh XBC belum ditemukan di Indonesia. Namun demikian, gejala berat yang dapat ditimbulkan oleh XBC, antara lain:
- Demam
- Batuk
- Pilek
- Sesak
- Nyeri dada
- Lemas
- Mual
- Muntah
- Diare
- Nyeri tenggorokan
Selain disebut diatas, gejala berat yang mungkin dapat timbul adalah ageusia dan anosmia (gejala khas pada kasus Delta)
Perlu diketahui, bahwa subvariant baru ini TIDAK terdeteksi oleh antigen. Deteksi hanya bisa dilakukan melalui pengurutan genom dengan menggunakan sampel yang didapatkan dari RT-PCR.
Penulis mau mengajak kita semua untuk tetap menjaga kesehatan dengan cara makan yang sehat, istrahat yang cukup, menghindari stress dan berolahraga secara teratur. Selain itu, melaksanakan Protokol Kesehatan seperti mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menjaga jarak dengan orang lain, menggunakan masker, menghindari kerumunan. Demikian juga melaksanakan etika batuk dan bersin.
Mari bersama-sama kita cegah gelombang besar COVID-19 yang bisa muncul di awal 2023. Indonesia sehat, Indonesia hebat!
Leave a Comment