media-cibubur.com – Keheningan menyelimuti Vatikan setelah kabar wafatnya Paus Fransiskus di usia 88 tahun. Duka menyebar ke seluruh penjuru dunia, sementara Gereja Katolik mulai menggerakkan roda tradisi suci yang telah berlangsung selama berabad-abad : Konklaf, sidang tertutup untuk memilih Paus baru.
Apa Itu Konklaf?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konklaf berarti pertemuan para kardinal dalam ruang tertutup guna menentukan siapa yang akan menduduki Takhta Suci selanjutnya.

Sebanyak 135 kardinal dari berbagai negara, yang berusia di bawah 80 tahun, berkumpul di Roma. Sebagian besar dari mereka, sekitar 110 orang, merupakan sosok yang diangkat oleh Paus Fransiskus semasa hidupnya.
Proses ini bukan sekadar pemilihan, melainkan momen sakral yang berlangsung di balik pintu tertutup Domus Sanctae Marthae. Di sana, para kardinal menjalani kehidupan terisolasi, tanpa akses komunikasi luar.
Pemungutan suara dilakukan empat kali dalam sehari, dengan syarat dua pertiga suara untuk mencapai keputusan.
Tanda-tanda hasil konklaf disampaikan lewat cara yang unik namun sarat makna: asap dari cerobong Kapel Sistina. Asap hitam menandakan belum adanya keputusan, sementara asap putih adalah simbol kabar besar: telah terpilih Paus baru.

Tanda Asap Putih dari Kapel Sistina
Setelah melalui setidaknya empat kali pemungutan suara sejak Rabu, 7 Mei 2025, pukul 21.30 WIBโketika pintu Kapel Sistina resmi ditutupโhari Kamis malam waktu Vatikan menandai berakhirnya masa kekosongan kepemimpinan.
Sekitar pukul 00.20 WIB, Jumat (9/5), langit malam di atas Basilika Santo Petrus diterangi cahaya putih dari cerobong, disambut gemuruh sukacita ribuan umat di Lapangan Santo Petrus. Dentang lonceng gereja menggema, menyambut kabar yang sebentar lagi diumumkan dari balkon utama.
“Annutio vobis gaudium magnum, Habemus Papam!” โ suara Kardinal Diakon Senior menggema, membawa pesan dari pusat dunia Katolik: “Aku mengumumkan kepada kalian kabar sukacita besar, Kita memiliki Paus!” Nama yang disebut setelahnya: Robert Prevost. Ia memilih nama Paus Leo XIV.
Profil Singkat Paus Leo XIV
Kardinal Robert Prevost, kini Paus Leo XIV, adalah figur yang mencatat sejarah baru. Menjadi Paus ke-267 dalam sejarah Gereja Katolik.

Ia adalah orang Amerika pertama yang menduduki Takhta Suci sejak berdirinya gereja ini dua milenium lalu.
Lahir di Amerika Serikat dan memiliki kewarganegaraan ganda AS-Peru, Prevost dikenal luas atas pelayanannya di Peru dan kepemimpinannya di Keuskupan Agung Chicago, yang merupakan salah satu wilayah gerejawi terbesar di Amerika Utara.
Sebelum Menjadi Paus Leo XIV
Sebelum dipilih menjadi Paus, Prevost menjabat sebagai Prefek Departemen Uskup serta Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin di bawah Paus Fransiskus.
Kawasan ini, yang menjadi rumah bagi hampir 40 persen umat Katolik global, menjadi latar belakang kuat yang mewarnai pelayanannya.
Berkat Pertama Sebagai Paus
Setelah pengumuman, Paus Leo XIV tampil di balkon dan memberikan berkat pertamanya kepada dunia, “Urbi et Orbi” โ berkat yang ditujukan bagi kota Roma dan seluruh dunia.
Momen ini bukan hanya simbol peralihan kekuasaan rohani, melainkan juga pembuka babak baru dalam perjalanan panjang Gereja Katolik
Leave a Comment