media-cibubur.com – Perkembangan terkini pascakejadian ambruknya atap lima ruang kelas di SMKN 1 Gunung Putri, Kabupaten Bogor, menunjukkan sebagian besar korban sudah dipulangkan.
Dari total 44 siswa yang terluka, lima di antaranya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena mengalami luka cukup serius di bagian kepala dan bahu.

Kejadian nahas itu terjadi pada Senin sore, 3 November 2025. Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan lima ruang kelas roboh seketika. Puluhan siswa yang masih berada di lokasi langsung tertimpa reruntuhan.
Bupati Bogor Pastikan Evaluasi Menyeluruh
Bupati Bogor Rudy Susmanto dalam kunjungannya mengatakan โKami dari Pemerintah Kabupaten Bogor akan bekerjasama dengan dinas terkait untuk mengkoreksi ulang setiap gedung sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Bogor,โ ujarnya.

“Kejadian ini menjadi pembelajaran agar kita semua lebih memperhatikan bahan material dan keamanan setiap gedung sekolah di Kabupaten Bogor,โ sambungnya.
Respons Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, atau yang akrab disapa KDM, turut menyampaikan permintaan maaf melalui akun resminya. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat bertanggung jawab penuh terhadap pemulihan para siswa dan pembangunan ulang sekolah tersebut.
โKami mohon maaf atas kejadian di SMKN 1 Gunung Putri. Pemerintah Provinsi akan memastikan seluruh siswa mendapat perawatan yang layak, dan pembangunan ulang dilakukan dengan konstruksi yang lebih kokoh,โ ujarnya.

Ia juga menyebut peristiwa ini sebagai tamparan bagi pemerintah untuk lebih serius memperhatikan kualitas bangunan sekolah, terutama di wilayah padat seperti Bogor dan Cibubur-Cileungsi.
Kondisi Terbaru Para Korban
Berdasarkan laporan rumah sakit setempat, lima siswa masih dirawat intensif di RSUD Cileungsi dan RS Hermina. Mereka mengalami luka di bagian kepala, bahu, dan tangan akibat tertimpa material bangunan. Kondisi kelimanya kini mulai membaik, meski masih membutuhkan observasi lebih lanjut.

Sementara itu, 39 siswa lainnya sudah diperbolehkan pulang. Pihak sekolah juga memberikan pendampingan psikologis untuk membantu siswa mengatasi trauma setelah kejadian.
Butuh Perhatian
Ambruknya atap di SMKN 1 Gunung Putri menjadi peringatan penting bagi pemerintah daerah dan provinsi. Banyak bangunan sekolah di wilayah Bogor dan sekitarnya dibangun puluhan tahun lalu tanpa perawatan maksimal. Jika kondisi seperti ini dibiarkan, bukan tidak mungkin tragedi serupa akan terulang.
Negara memang memiliki anggaran besar untuk pendidikan. Namun pertanyaannya, apakah harus menunggu korban jatuh dulu baru bergerak? Keselamatan siswa seharusnya menjadi pondasi utama dari setiap kebijakan pembangunan.


Leave a Comment