Cibubur, Kota Pinggiran Jakarta yang Berkembang
Cibubur secara administrasif adalah nama sebuah kelurahan di Jakarta Timur. Namun dengan mekar dan berkembangan kawasan di sisi Timur Cibubur Jakarta Timur, maka definisi cibubur kini sudah menjadi sebuah kawasan luas yang secara administrasi menjadi unik.
Wilayah Cibubur
Wilayah Cibubur adalah daerah penyangga yang memiliki keadaan unik karena merupakan suatu hamparan wilayah yang terbagi ke dalam empat kabupaten/kota yang berbeda, yaitu Jakarta Timur, Bogor, Depok, dan Bekasi, dimana penghuni asalnya adalah suku Betawi sebagai penghuni asli.
Sejarah
Berdasarkan berita dari Javasche Courant tertanggal 25 September 1847 yang disadur dari poestahadepok.blogspot.com (2017) diketahui bahwa sejarah daerah Cibubur dimulai pada tanggal 2 Oktober 1847 dimana Pemerintah Hindia Belanda telah mengeksekusi “Land Tjiboeboer”, sebelumnya tidak diketahui siapa pemilik lahan Cibubur tersebut. Ditambahkan lagi setelah pemerintah Hindia Belanda mengakuisisi Land Tjiboeboer tersebut, seorang tuan tanah pada masa itu yang bernama HM Ament melakukan perjanjian sewa-membeli dengan pemerintah Hindia Belanda. Sejarah mencatat hingga tahun 1928 kepemilikan Land Tjiboeboer masih berada pada keturunan generasi keempat dari HM Ament.
Sampai awal tahun 1990 di daerah Cibubur masih banyak ditemukan persawahan di sepanjang jalan alternatif Cibubur (sekarang disebut jalan Transyogi), yang mengindikasikan bahwa situasi dan kondisi di daerah tersebut masih terasa suasana pedesaannya dengan adat istiadat dan kebudayaan pedesaan yang terasa kental.
Berdasarkan berita yang dikutip dari situs kompas.com (2009), bahwa pada masa itu karena belum banyak perumahan, kondisi lalulintas di jalan alternatif Cibubur (sekarang jalan Transyogi) masih sepi, kendaraan umumpun hanya dua jurusan dan banyak sekali berkeliaran anjing-anjing liar yang terkadang memangsa kambing penduduk sekitar. Ditambahkan lagi bahwa pada masa itu kondisi Cibubur yang masih asri tersebut ternyata rawan akan terjadinya tindak kejahatan karena suasana daerah yang masih sangat sepi, seperti tindakan pencurian dan perampokan.
Namun demikian, Cibubur pada awal tahun 1990 tersebut sebenarnya telah berubah banyak sejak selesainya pembangunan jalan tol Jagorawi pada tahun 1978. Hampir bersamaan dengan pembangunan jalan tol tersebut juga dibangun Kawasan Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka Cibubur yang lahannya berasal dari pembelian tanah masyarakat setempat. Perubahan radikal terjadi pada saat adanya rencana pemindahan Ibukota Negara ke daerah Jonggol yang menyebabkan banyaknya penduduk DKI Jakarta yang melakukan pembelian tanah rakyat di Cibubur, sehingga banyak penduduk asli yang menyingkir dan digantikan oleh para pendatang yang membeli tanah tersebut.
Perkembangan Cibubur
Berdasarkan data yang dihimpun oleh harian Radar Bogor (2017), bahwa perumahan yang terutama di wilayah Cibubur, yaitu Perumahan Kota Wisata memiliki luas lahan sekitar 470 ha dengan jumlah penghuni pada tahun 2016 sebanyak 55.000 jiwa dan pada tahun 2017 jumlah penduduk Perumahan Kota Wisata telah meningkat menjadi 60.000 jiwa. Selain perumahan Kota Wisata tersebut, terdapat juga Perumahan Legenda Wisata dengan jumlah penduduk pada tahun 2016 sebanyak 3.250 jiwa dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 3.500 jiwa. Di wilayah yang berbatasan dengan Cibubur yang menjauhi DKI Jakarta juga terdapat banyak pembangunan perumahan yang mulai ramai dilakukan sejak tahun 2000-an ke atas, seperti Perumahan Citra Indah Cibubur (lokasi di Cileungsi) dengan luas lahan 1.000 hektar yang dihuni lebih dari 40.000 jiwa.
Dengan pesatnya pembangunan di wilayah Cibubur sejak tahun 2000 menyebabkan wilayah Cibubur berkembang dan mengarah menjadi cikal bakal “Kota Mandiri”. Sebagai cikal bakal Kota Mandiri, banyak fasilitas-fasilitas yang merupakan suatu keniscayaan untuk dimiliki kota tersebut sebagai pendukung kehidupan masyarakatnya. Di wilayah Cibubur dan sekitarnya hingga kini terdapat dua belas hotel, sekitar 6 rumah sakit belum termasuk klinik/polyklinik/puskesmas, pusat bisnis atau mall di sebanyak empat lokasi, jenis-jenis hiburan yang dibangun untuk melengkapi kebutuhan para pendatang yang menetap, pendidikan formal hingga perguruan tinggi dan sarana serta prasarana pendukung lainnya.
Tingkat pendidikan di wilayah Cibubur pada awalnya cukup rendah, namun mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya tingkat pendidikan secara nasional. Dengan meningkatnya tingkat pendidikan tersebut memberikan pengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat yang semula berpola hidup tradisional dengan model kehidupan pedesaan perlahan-lahan berubah menjadi berpola kehidupan perkotaan yang berakibat langsung terhadap pola pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Dengan pesatnya pelaksanaan program yang dijalankan oleh pemerintahan saat ini yang berpedoman kepada pengejawantahan Pancasila memberikan dampak positif terhadap arah perubahan sosial masyarakat dimana perubahan tersebut berkesinambungan yang menuju kepada kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara nasional pada umumnya dan di wilayah Cibubur pada khususnya.
Leave a Comment