media-cibubur.com – Rencana pengoperasian rute Transjabodetabek Kota Wisata-Cawang masih belum dapat dinikmati masyarakat. Hingga April 2025, proses pembukaan rute ini terhambat karena belum adanya surat dukungan resmi dari pengelola Perumahan Kota Wisata. Padahal, PT Transportasi Jakarta sudah menyiapkan pengoperasian layanan ini sebagai bagian dari pengembangan angkutan umum terintegrasi di wilayah Jabodetabek.
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyoroti persoalan ini. Menurutnya, meskipun Perumahan Kota Wisata saat ini telah dilayani oleh bus JR Connexion, kehadiran Transjabodetabek tetap penting. Ia menilai penolakan rute ini kurang tepat, mengingat Transjabodetabek merupakan layanan transportasi publik dengan subsidi dari APBD DK Jakarta yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah.
Akses Transportasi Murah untuk Warga
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa layanan Transjabodetabek sangat dibutuhkan oleh warga Kota Wisata, terutama mereka yang bekerja dan memiliki penghasilan setara Upah Minimum Regional (UMR). Layanan ini memberikan akses mobilitas yang terjangkau dan dapat mengurangi kebutuhan masyarakat untuk membeli kendaraan pribadi.
“Kelompok ini tidak perlu membeli sepeda motor untuk bekerja. Cukup dengan layanan Transjabodetabek bertarif murah. Bahkan bila perlu, masuk kategori bebas biaya,” ujarnya.
Ia juga meminta perhatian dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Bogor Rudy Susmanto agar memberikan dorongan kepada para pengembang perumahan yang belum mendukung layanan ini. Djoko menekankan pentingnya angkutan umum murah sebagai solusi mobilitas sehari-hari di kawasan pemukiman padat.
Alasan Pengelola Kota Wisata Belum Beri Dukungan
Berdasarkan surat tanggapan resmi yang dikirim oleh Pengelola Kota Wisata kepada PT Transportasi Jakarta tertanggal 24 Maret 2025, pihak pengelola mengapresiasi rencana pembukaan rute Kota Wisata–Cawang. Namun, mereka menyatakan masih menemui beberapa kendala teknis di lapangan.
Dalam surat yang beredar di Instagram tersebut, disebutkan bahwa kajian lebih lanjut masih dibutuhkan, khususnya dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di wilayah pengelolaan Kota Wisata. Karena itu, mereka belum dapat mengeluarkan surat dukungan sesuai permintaan PT Transportasi Jakarta.
Meski demikian, pengelola menyatakan terbuka untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai aksesibilitas Transjakarta ke wilayah Kota Wisata dan sekitarnya.
Kota Wisata ke depannya akan berkembang menjadi kawasan kota mandiri, sehingga sistem transportasi terintegrasi sangat diperlukan.
Leave a Comment